Mantan Pengurus MUI Jatim Puji Kepribadian Luluk Nur Hamidah sebagai Pemimpin Revolusioner
Mantan Wakil Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur, H. Budiono, dan calon Gubernur Jawa Timur nomor urut 1, Luluk Nur Hamidah. [Foto: Portalprobolinggo]
Surabaya – Mantan Wakil Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur, H. Budiono, memuji calon Gubernur Jawa Timur nomor urut 1, Luluk Nur Hamidah, sebagai sosok yang revolusioner dan cocok memimpin provinsi besar seperti Jawa Timur.
Dalam pernyataannya, Budiono menyebut Luluk sebagai figur energik, cepat tanggap, dan memiliki karakter yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Jawa Timur. “Penampilannya yang terbuka, energik, dan dinamis sangat cocok dengan karakter masyarakat Jawa Timur,” ujar Budiono saat memberikan sambutan di Pondok Pesantren Badridduja, Kraksaan, Probolinggo, Rabu (23/10/2024).
Menurut Budiono, Luluk adalah sosok yang jujur dan tidak suka berpura-pura. Ia menilai pemikiran Luluk yang lugas dan terbuka dapat membawa kemajuan bagi Jawa Timur. “Luluk tidak pandai berpura-pura, tidak sibuk dengan pencitraan. Gaya berpikirnya langsung dan tegas. Kalau Bung Karno menyebutnya sebagai pola pikir revolusioner,” tambahnya.
Sebagai anggota DPR RI, Luluk dikenal vokal dalam memperjuangkan hak-hak perempuan dan anak. Prestasinya sebagai "Srikandi Parlemen" menunjukkan keberaniannya dalam menyuarakan aspirasi rakyat.
Kritik terhadap Proyek Pemerintahan Petahana
Selain memuji Luluk, Budiono juga menyampaikan kritik terhadap sejumlah proyek yang belum terealisasi di bawah pemerintahan gubernur petahana. Salah satu kritiknya terkait janji pembangunan Islamic Center terbesar di Madura yang belum terwujud hingga kini.
“Pada kampanye sebelumnya, gubernur petahana berjanji akan membangun Islamic Center terbesar di Madura, namun sampai sekarang belum ada realisasinya,” ujarnya.
Ia juga menyoroti keberadaan eks Pelabuhan Kamal di Madura yang memiliki lahan seluas 368 hektar namun masih terbengkalai. Menurut Budiono, lahan ini seharusnya dimanfaatkan dengan optimal untuk mendukung perekonomian Madura.
“Kami dari MUI sudah menyarankan agar eks Pelabuhan Kamal dijadikan sentra daging Jawa Timur dengan fasilitas pengolahan daging, karantina sapi, dan lainnya, tapi sampai saat ini belum ada tindak lanjut,” jelasnya.
Aspirasi Jalur Transportasi Surabaya-Madura
Budiono juga menyinggung soal jalur transportasi, khususnya jalur kereta api Surabaya-Banyuwangi yang menurutnya tidak aktif. Ia menyebut sudah menyampaikan aspirasi ini kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani, namun masalah pembebasan lahan masih menjadi kendala.
“Kami sudah menyampaikan aspirasi ini kepada Bu Sri Mulyani dan beliau merespons. Namun, tidak ada rencana pembebasan tanah rakyat di jalur lama,” ungkapnya.
Budiono menyampaikan bahwa Madura memiliki potensi besar untuk berkembang jika pemerintah bersikap lebih akomodatif. Ia berharap Luluk Nur Hamidah, dengan pendekatan yang revolusioner, mampu mengakomodasi kebutuhan seluruh masyarakat Jawa Timur, termasuk Madura.